MENGGALI SEJARAH : HOTEL MAJAPAHIT SEBAGAI IKON PERHOTELAN DI JL. TUNJUNGAN SURABAYA

 

     Sulture -  Hotel Majapahit, hotel yang berdiri megah di pusat kota Surabaya. Tepatnya di Jl. Tunjungan No.65, Genteng, Kec. Genteng, Surabaya, Jawa Timur, adalah sebuah hotel yang mewah di pusat surabya. Namun hotel mewah ini juga saksi bisu dari berbagai peristiwa penting yang ada didalam sejarah Indonesia, sebagai sejarah perjuangan melawan penjajahan. Hotel ini didirikan oleh Lucas Martin Sarkies pada tahun 1910, hotel Majapahit awalnya diberi nama Hotel Oranje. Nama ini digunakan pada awalnya untuk menggambarkan koneksi kuat dengan kerajaan Belanda. Namun, seiring perjalanan sejarah, hotel ini berganti nama beberapa kali, mulai dari Hotel Yamato, Hotel Merdeka, hingga akhirnya dikenal sebagai Hotel Majapahit.

        Salah satu peristiwa paling heroik yang terjadi pada hotel Majapahit adalah, ketika para pemuda Surabaya, yang dikenal sebagai Arek-Arek Suroboyo, memutuskan untuk merobek bagian biru dari bendera Belanda yang berkibar di atas hotel ini  pada 19 September 1945. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk protes arek-arek Suroboyo atas kehadiran tentara Belanda yang ingin kembali berkuasa setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dengan semangat kemerdekaan yang berkobar, para pemuda tersebut berhasil mengubah bendera Belanda menjadi merah putih biru menjadi bendera merah putih, simbol perjuangan bangsa Indonesia.

        Hotel ini berada di Jalan Tunjungan, salah satu pusat aktivitas ekonomi dan perdagangan Surabaya, menempatkannya di jantung pergerakan sejarah kota ini. Bangunan yang dirancang dengan gaya kolonial dan art-deco, tetap mempertahankan keaslian arsitekturnya, meskipun telah mengalami beberapa kali renovasi dan perubahan manajemen. Di bawah pengelolaan grup Accor, hotel ini dijadwalkan akan diubah namanya menjadi Sofitel, namun hingga kini, nama Hotel Majapahit masih tetap digunakan, menjaga ikatan sejarahnya dengan masa lalu.

        Sebagai salah satu warisan budaya yang dilindungi di Surabaya, Hotel Majapahit menawarkan layanan penginapan yang sangat mewah. Namun bukan hanya itu hotel ini juga menyuguhkan pengalaman sejarah yang mendalam bagi para pengunjungnya. Salah satu kamar di hotel Majapahit yaitu kamar 33, yang dikenal sebagai "Kamar Merdeka," menyimpan kenangan peristiwa penting antara perwakilan Indonesia dan Belanda saat masa-masa awal kemerdekaan. Selain itu, hotel ini juga pernah menjadi tempat menginap tokoh-tokoh terkenal dunia, seperti aktor legendaris Charlie Chaplin yang berkunjung pada tahun 1936.

        Kini, Hotel Majapahit tidak hanya berperan sebagai destinasi penginapan, tetapi juga sebagai ikon sejarah dan budaya yang kuat. Setiap tahun, terutama pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November, hotel ini menjadi pusat perhatian dalam rangkaian acara peringatan perjuangan para pahlawan Surabaya. Keberadaan hotel ini tak hanya mengangkat citra Surabaya sebagai kota pahlawan, tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah kemerdekaan Indonesia.


(Alvy/Feb)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MASJID CHENG HO : SIMBOL AKULTURASI BUDAYA TIONGKOK, JAWA, DAN ARAB DI SURABAYA

SIROPEN : KEMBANG GULA DI TENGAH KOTA LAMA